REKAYASA GENETIKA NABI KHIDIR

| |

Kisah Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir dalam surat Al Kahfi sangat menarik dibahas karena mengandung nilai-nilai yang tidak normal. Disana diceritakan bahwa Nabi Khidir meminta agar Nabi Musa tidak mengkritik ketika dia tiba-tiba membunuh seorang anak yang tak berdosa. Nabi Musa bertanya,

  • "Mengapa engkau bunuh anak yang suci, padahal anak itu tidak melakukan pembunuhan sehingga harus di balas dibunuh?"


    • Akhirnya di waktu terpisah, Nabi Khidir menjelaskan alasannya membunuh anak tersebut,

      • "Dan adapun anak itu, maka ibu-bapaknya adalah mukmin. Maka kami khawatir bahwa dia akan menjerumuskan keduanya kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki agar Tuhan mereka mengganti dengan dengan anak lain yang lebih suci dan sayang pada mereka."(Q.S. Al Kahfi [18]: 80~81)


        • Rupanya Nabi Khidir memiliki info mengenai masa depan anak itu yang kelak alam menjadi orang jahat dan mengancam orang tuanya menjadi sesat dan kafir. Mumpung masih kecil,di bunuh saja, lalu di mintakan kepada Allah mengganti dengan bibit baru yang kelak akan menjadi anak shalih. Logika Nabi Khidir yang ganjil tadi sempat merepotkan para ahli tafsir Al Quran. Ada yang berpendapat bawa tindakan itu hanya khusus pengecualian untuk Nabi Khidir saja karena punya ilmu rahasia. Ahli tafsir lain menghindari pembahasan tentang hal itu dan hanya berputar-putar pada makna Ghulam (anak) yang di bunuh, apakah sudah mimpi basah atau belum? Al-Kalbi dan ad-Dihak mendebatkan nama si anak, apakah Syam'un atau Khaisun? Wahab dan Suhail mendebatkan nama bapak dan ibunya, Salas dan Ruhma atau Kazir dan Shawin? Sedangkan Imam Al-Qurthubi berdalil bahwa bagi Allah sah-sah saja menyuruh bunuh si anak tanpa dosa, sebab Allah kuasa untuk berkehendak. Tafsir seperti ini tentu tidak menjawab inti masalah. Ada tafsiran lain yang mengisahkan bahwa ketika Nabi Musa menegur soal pembunuhan anak itu, Nabi Khidir marah lalu memotong bahu kiri mayat si anak, ternyata di urat darahnya ada tulisan "kafir tidak akan beriman selamanya!" Konon sang ibu akhirnya hamil lagi dan melahirkan anak perempuan yang salihah yang menurunkan 70 nabi-nabi. Kini, peristiwa membunuh anak berbakat buruk supaya di ganti dengan yang lebih baik sudah mulai bisa di jelaskan oleh ilmu pengetahuan.

          Pengetahuan Nabi Khidir tentang masa depan si anak kelak kalau sudah dewasa, bisa jadi berhubungan dengan kode genetika. Setiap mahluk hidup, termasuk manusia, mempunyai gen pembawa faktor keturunan yang tertulis dalam rantai molekul DNA (Deoxyribo-Nucleic-Acid) yang terdapat dalam kromosom. DNA berisi kode,intruksi kepada sel-sel dalam membelah diri dan tumbuh dengan fungsi masing-masing. Segala hal sudah 'ditulis' di situ, batas pertumbuhan kuku, warna kulit,rambut, tinggi badan, sampai kelemahan dan bakat penyakit setiap orang. Kode ini di wariskan turun-temurun.

          Tulisan 'kafir' di darah si anak mungkin saja adalah kode genetik yang diketahui oleh nabi Khidir. Saat ini sudah di kembangkan genetic engineering atau rekayasa genetika, suatu ilmu tehnologi yang mendalami upaya mengotak-atik kode genetika dalam molekul DNA pembawa gen, dalam rangka memodifikasi karakter yang mahluk organisme. Antar lain bertujuan untuk menghilangkan akar penyakit yang disebabkan oleh cacat di kode genetikanya. Ada 2000-an penyakit yang sudah bisa di ketahui bahwa penyebabnya adalah cacat bawaan dari genetika.

          Tehnologi ini juga bisa di salah untuk menciptakan jenis mahluk baru dengan menghilangkan beberapa kode dan menambahkan beberapa sifat yang diprogramkan di dalam sel molekul DNA sewaktu kecil.

          Percobaan rekayasa genetika manusia unggulan mendapat reaksi pro dan kontra soal etika. Bolehkah merekayasa mahluk baru dengan sistem genetika dan kloning.
Template: Santri Kampung (2017)

Designed by: Santri Kampung
Sponsor by: Annabawi FM©