Tarikat Qadariyah

| |

Tarikat ini didirikan oleh syaikh 'Abdul-Qadir Al-Jailani (w. 1166) berasal dari daerah Jilan, Persia. Tarikat ini memiliki 5 ajaran pokok yakni:


  • (1) Tinggi cita-cita (himah aliyah);

  • (2) Menjaga kehormatan ('ifah);

  • (3) Khidmat;

  • (4) Teguh pendirian;

  • (5) Membesarkan rahmat Allah swt.



    • Tarikat ini berkembang di Syiria,Turki, dan beberapa daerah di Afrika dan Tarikat ini pun berkembang di tanah air Indonesia


      Pengikut-pengikut tarikat ini termasuk paling gigih menyebarkan Islam di barat Afrika. Mereka melakukan dakwahnya dengan melalui perdagangan dan pendidikan. Murid yang cerdas dikirimi ke reguruan tinggi di Tripoli, Qairawan, dan universitas Al-Azhar, kairo. Setelah menamatkan pendidikannya, mereka kembali ke tanah airnya untuk meneruskan dakwah islam.

      Untuk memasuki tarikat ini, seseorang harus memiliki akidah benar sebagai dasar, yaitu akidah yang di anut oleh para salaf, berpegang teguh pada Al Quran dan sunnah Nabi. Mereka juga harus bersikap jujur dan bersungguh-sungguh hingga memperoleh hidayah Allah swt.

      Ada dua fase dalam memasuki tarikat ini, yaitu:

      - Pertama, diawali dan diakhiri dengan satu kali pertemuan yang jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh memakan waktu tidak lebih dari setengah jam. Fase ini melalui beberapa tahapan, di antaranya:

      • 1. Pertemuan pertama antar murid dan mursyid. Dalam pertemuan harus dilakukan beberapa keharusan, seperti perjanjian (baiat), tobat, permohonan ampun kepada Allah, taat dan zikir.


      • 2. Wasiat berupa petuah mursyid untuk diamalkan.


      • 3. Beralih pada tahapan baiat yang berarti murid telah diterima oleh mursyid.


      • 4. Dari syaikh atau mursyid buat murid. Dalam doa ini ada doa umum dan ada doa khusus untuk murid.


      • 5. Segelas minuman untuk murid dari syaikh yang telah dibacakan ayat-ayat Al Quran di antaranya surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas.


      Fase kedua merupakan fase di nama murid di bawah bimbingan syaikh memasuki tahapan perjalanan menuju Allah. Syaikh berkewajiban membimbing dan menyertainya selama proses perjalana.

      Fase kedua itu bisa memakan waktu bertahun-tahun, karena tahapan ini merupakan perjalanan menemukan hakikat. Sang murid harus patuh dengan senantiasa beretika dengan ajaran syaikh. Bersungguh-sungguh selama menjalani latihan suhang di bawah bimbingan dan pengawasan sang syaikh sampai menemukan pintu-pintu nabi dan para wali. Ketika sang murid telah dinyatakan mandiri dalam perjalanan ruhani, maka syaikh akan memberikan ijazah dan di anggap sebagai bagian dari para syaikh.
Template: Santri Kampung (2017)

Designed by: Santri Kampung
Sponsor by: Annabawi FM©