HIDAYAH ALLAH

| |



Ayat tersebut di atas menegaskan bahwa hidayah yang benar tidak alam ada kecuali dalam hidayah ilahiyah yang terwujud dalam wahyu yang di turunkan dari sisi Allah.


Dan untuk mendapatkan hidayah tersebut adalah dengan memahami agama ini dan mematuhi perintahnya.


Rasulullah saw pendiri sangat bersemangat untuk mengarahkan para sahabatnya kepada wahyu tersebut agar mereka hanya mengambil (ajaran) dari wahyu itu saja, dan melarang mereka untuk mengambil dari sumber lain.


Rasulullah sangat marah kepada Umar bin Khathab ketika id datang membawa sebuah lembaran Taurat dan menganggap baik dan bagus apa yang ada di dalamnya, maka Nabi berkata kepadanya:


"Demi Allah, sungguh benar-benar aku telah datang dengan membawanya (wahyu) kepada kalian dalam keadaan putih bersih. Demi Allah, seandainya Musa saudaraku masih hidup, lalu kajian mengikutinya dan meninggalkan aku niscaya kalian akan tersesat."


Disini beliau mengisyaratkan ada dua hal:



Pertama, ketidakabsahan manhaj-manhaj lain untuk dijadikan sumber pengambilan dan panutan disebabkan penyimpangan dan perubahan yang ada di dalamnya. Sementara agama yang bersih dan murni hanyalah Dinul Islam.


Kedua, Kewajiban untuk mengikuti Rasulullah tanpa selain beliau, dan jika tidak maka kesesatan adalah sesuatu yang pasti terjadi.


Dunia Islam telah di pengaruhi oleh berbagai akidah, manhaj, dan filsafat, di nama sebagian orang yang mengaku islam berusaha mengarahkan kaum muslimin kepadanya. Sebagaimana mereka berusaha untuk mencampurnya dengan islam agar dapat diterima oleh oleh kaum muslimin. Dan akibat ini semua lahirlah berbagi musibah dan fitnah. Dan fitnah 'Khalqul Quran' (menjadikan Al Quran adalah mahluk) adalah contoh yang tidak terlalu jauh dari kita. Akibat pencampuradukkan antara manhaj Allah dengan manhaj buatan manusia ini telah melahirkan berbagai kerusakan, dan mengakibatkan kaum muslimin berpecah ke dalam berbagai golongan dan kelompok; Mu'tazilah, Asya'irah, Khawarij, dan Murji'ah. Bahkan ada pula di antara mereka yang dinamakan sebagai filosof-filosof islam. Sebagaian disiplin ilmu pun terpengaruh dengan disiplin ilmu yang lain, seperti terampurnya ilmu Usul Fiqh dengan ilmu Kalam.


Para ulama seperti Imam Ahmad, al Syafi'i, Ibnu Taimiyah dan kelompok mereka telah menolak pemikiran ini, dan mereka menuntut pembatasan sumber hanya kepada wahyu saja tanpa yang lain, sesuai kaidah dan dasar yang diambil dari islam itu sendiri,dari apa yang dijalani oleh Rasulullah, dan dari bahasa yang Al Quran turun denganya.


Namun ada sebagian orang yang ikhlas dan tulustetasi mereka tenggelam pada apa yang telah dilarang oleh para ulama tersebut. Sehingga mereka telah menyia-nyiakan umur tanpa pernah sampai ke tepi pantai yang nyaman dan aman, dan mereka tetap saja berada di atas daratan yang keras. Seperti halnya Muhammad ibn Umar al Raziy sang penulis tafsir dalam kitab Aqsaamu Lladzaat:


"Akhir pengembaraan akal hanyalah keterikatan
Dan kebanyakan usaha penghuni Dunia ini hanyalah kesesatan
Sementara jiwa-jiwa kami dalam jasad-jasad kami ketakutan
Namun akhir dunia hanyalah kesakitan dan kebinasaan
Pencarian kami tidaklah berguna di sepanjang hayat kami.
Selain sekedar mengumpulkan: perkataan si folan dan si folan
Betapa banyak gunung yang di taklukan ketingginnya.
Oleh orang-orang, namun orang-orang itu kemudian mati namun gunung itu tetap gunun."


Template: Santri Kampung (2017)

Designed by: Santri Kampung
Sponsor by: Annabawi FM©