Membangkitkan semangat yang lemah

| |


A
pabila lemah semangat sudah merupakan watak bagi kita, maka sulitlah untuk mengatasi. Namun apa bila hal ini akibat pengasuh dari pergaulan kita dengan orang-orang yang 'hina', atau pengasuh dominasi hawa nafsu, maka jalan keluarnya tidaklah sulit bagi kita.
Di antara untuk mengatasi hal ini adalah kita memutus hubungan secara totalitas dari mereka-mereka dan kita memulai berhubungan dengan orang-orang yang mempunyai semangat tinggi serta Himmah 'Aliyah (cita-cita luhur). Kemudian merenungi akibat kehinaan dan tempat kembalinya orang-orang yang memiliki kesungguhan. Sebagaiman abdus Shamad telah berkata:
"Ada seorang pengumpat meninggal dunia sedang ia masih mempunyai satu janji. Orang-orang mengatakan kepadanya:'Matilah kau hari ini niscaya kau hidup selamanya'. Lalu aku tergugah dengan kalimat itu."
Orang yang merenungi orang-orang yan memiliki semangat alam menyadari bahwa mereka seperti dirinya dari segi asal-usul dan nenek moyangnya. Hanya saja kecintaanya pada pengangguran serta kesenangan telah menghianati dan mengikat dirinya sehingga ia duduk, sementara mereka maju terus, padahal jika ia mau melangkahkan niatnya, pastilah sampai.
Barangsiapa mau melihat sejarah tentang ulama salaf, ia akan melihat kebanyakan mereka berasal dari kalangan budak-budak yang di merdekakan, orang-orang lemah, dan para pelaku profesi rendahan. Bagaimana pun semangat telah berpengaruh dan berkobar membangkitkan mereka.
Jika orang yang lemah semangat mau merenungi akibat-akibat yang alam merugikan mereka, mereka pasti akan memandang pengangguran sebagai musuh. Sebenarnya yang membuat mereka bersahabat dengan semangat yang rendah hanyalah keinginan mereka untuk bersahabat dengan semangat yang rendah hanyalah mereka untuk segera memperoleh kesenangan. Padahal kerugian-kerugian akibat hilangnya keutamaan serta jauhnya harga diri akan lebih besar daripada kesusahan dan kesulitan tantangan yang harus dihadapi. Kesenangan berupa harga diri serta derajat yang tinggi di dunia, sebelum akhirat, yang dirasakann orang-orang yang bekerja keras akan dapat melupakan segala kepenatan. Seakan-alam yang senang tak akan pernah merasakan kepenatan dan yang penat tak pernah merasakan kesenangan.
Hadist dari Anas, ia berkata: "Rasulullah saw bersabda:'Akan didatangkan penghuni dunia yang paling senang dari golongan ahli neraka, lalu ia di masukkan kedalam neraka kemudian di katakan kepadanya:"Wahai anak Adam! Apakah kamu pernah melihat kebaikan (dalam) seumur hidup(mu)? Apakah kamu pernah mengalami kenikmatan (dalam) seumur hidup(mu)? Lalu ia menjawab: "Demi Allah, tidak ya Tuhanku." Dan akan didatangkan orang yang paling susah di dunia dari golongan ahli surga, lalu ia di masukkan ke dalam surga. Kemudian dikatakan kepadanya :"wahai anak Adam! Apakah kamu pernah melihat kesusahan (dalam) seumur hidup(mu), apakah kamu pernah mengalami kesulitan (dalam) seumur hidup(mu). Maka ia berkata:"Demi Allah, tidak ya Tuhanku, aku tidak pernah melihat kesusahan (dalam) seumur hidup(ku) dan aku tidak pernah memperoleh kesulitan (dalam) seumur hidup(ku)."
Kepenatan akan sirna dan tinggallah kesenangan, sebegitu pula kesenangan alam sirna dan tinggalah penyesalan, dan kedudukan adalah sebuah musim, kehilangan siap menghadang,dan perampasan adalah cepat.
Template: Santri Kampung (2017)

Designed by: Santri Kampung
Sponsor by: Annabawi FM©