Santri masa depan

| |

Era global dan pasar bebas menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak menentu dalam masyarakat. Pergeseran tatanan masyarakat dari era industri menuju informasi -ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berat- menyebabkan hubungan antara berbagai masyarakat dunia melampaui batas-batas nasional. Dengan internet atau televisi. Misalnya saja, kejadian dan peristiwa yang terjadi di belahan dunia manapun dapat langsung kita akses saat itu juga. Karena kita telah menjadi masyarakat informasi,sehingga penyebaran informasi begitu luar biasa cepatnya.
Dampak dari revolusi dibidang informasi dan komunikasi tersebut adalah meningkatkan percepatan laju berbagai aspek kehidupan. Dampak yang paling nyata adalah dalam bidang ekonomi-bisnis, setiap pelaku bisnis dituntut selalu menciptakan inovasi baru dalam produksi-produksinya. Hal ini menuntut banya sumber daya manusia yang mempunyai skill (ketrampilan) tinggi.
Dengan adanya pasar bebas,maka kebutuhan tenaga kerja yang mempunyai skill tinggi tidak lagi terbatas pada satu wilayah atau skala nasional saja. Akan tetapi berasal dari seluruh dunia. Belum lagi produk-produk dari luar negeri akan membanjiri pasar dalam negeri tanpa pemerintah mampu memproteksi produksi dalam negeri.
Dalam bidang kebudayaan. Yang tidak bisa dihindari adalah penyebaran budaya yang pesat keseluruh dunia tanpa bisa disaring. Budaya barat yang terbukti merusak moral dan akhlak bangsa indonesia akan semakin mudah masuk ke indonesia. Sekarang,yang menjadi permasalahan adalah apakah pesantren mampu menjawab persoalan-persoalan yang muncul dalam era global dewasa ini.
Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan islam tertua di indonesia yang mengklaim dirinya sebagai lembaga yang mampu mencetak ulama dan pemimpin-pemimpin yang berakhlak karimah serta mampu mensikapi arus perubahan zaman dituntut untuk membuktikan kebenaran. Pesantren dalam waktu kedepan harus mandiri dalam hal finansial dan harus dapat membekali santrinya dengan skill yang diperlukan dalam era global. Dalam artian pesantren harus mampu menggali dana sendiri dengan usaha mandiri. Dengan mempunyai bidang usaha sendiri maka pesantren dapat mencakupi kebutuhan dana untuk menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran,sehingga tidak lagi tergantung pada pihak lain maupun wali santri.
Pesantren juga harus mempunyai out put yang tidak saja kompeten dalam bidang agama, tetapi juga mempunyai skill tinggi sehingga siap terjun pada masyarakat di era global. Untuk itu maka pesantren harus bisa menghilangkan dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum yang keduanya harus diintegrasikan. Jadi,santri selain mendalami ilmu-ilmu agama juga ketrampilan yang di butuhkan di era global.. Tentu saja ini membutuhkan kajian yang mendalam dari pakar pendidikan pesantren dan kerjasama dari pihak yang terkait.
Pesantren yang selama ini dikenal sebagai benteng moral masyarakat harus mampu melawan dampak buruk era global. Yaitu masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan bangsa indonesia yang merusak moral. Yang menjadi agenda bagi pesantren adalah bagaimana menyebarluaskan akhlak pesantren kepada seluruh masyarakat luas sehingga dapat membekali masyarakat untuk menghadapi dampak buruk era global.
Dengan demikian,pesantren kedepan mempunyai tugas yang berat yaitu menghilangkan dikotomi ilmu agama dan ilmu umum sehingga menghasilkan out put yang ahli agama sekaligus mempunyai skill tinggi yang di perlukan era global dan membentengi dampak buruk dari era global. Apakah pesantren dapat mengemban tugas ini ataukah terbawa arus era global,semua tergantung kita sebagai santri.

Template: Santri Kampung (2017)

Designed by: Santri Kampung
Sponsor by: Annabawi FM©