PESANTREN DI ERA GLOBAL

| |

Dalam perjalanan mencari tahu tentang Tuhan,manusia menempuh berbagai macam cara dan metode dan melalui beragam institusi yang ada. Pesantren. Salah satu elemen pendidikan yang dikenal masyarakat,sejak lama memiliki andil yang cukup besar untuk membantu menuntun manusia mengenal Tuhan. Pesantren dengan ciri khasnya mempunyai berbagai nilai lebih dalam dunia pendidikan moral masyarakat. Dalam perjalanan sejarah indonesia,pesantren telah memainkan peranan yang cukup besar dalam usaha memperkuat iman dan meningkatkan ketakwaan, membina ikhlak mulia dan mengembangkan swadaya masyarakat indonesia serta ikut mencerdaskan bangsa melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal. Peranan itu nampak pada sumbangsih yang diberikannya kepada masyarakat dan bangsa ini.
Segala hal yang berlaku di alam ini senantiasa berjalan sesuai dengan pakem yang berlaku sehingga segala hal yang berkaitan dengan pesantren pun mengalami berbagai perubahan yang cukup signifikan. Kemajuan zaman yang menuntut adanya perubahan di kalangan dunia pesantren, termasuk elemen-elemen yang terdapat di dalamnya. Hal ini sesuai dengan konsep kepesantrenan yang dianut oleh kalangan pesantren yaitu prinsip "Berpegang teguh pada aturan-aturan lama yang masih baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik."
Pesantren yang pada awalnya mengemban misi mengaktualisasikan Islam yang holistik di tengah-tengah masyarakat,pada akhirnya harus berbenah diri kembali dan meninjau ulang terhadap orisinalitas misi tersebut. Hal ini menjadi sesuatu yang menarik ketika dikaitkan dengan bentuk dan format pendidikan pesantren yang ideal bagi perkembangan selanjutnya. Pandangan bahwa pesantren merupakan lembaga "Pengobatan Massal" bagi orang-orang yang berkepribadian rusak nampaknya perlu dikaji ulang. Memang pada dasarnya pesantren berfungsi untuk melanggengkan ajaran islam dengan lebih,akan tetapi tidak menutup kemungkinan berbagai metode digunakan untuk memenuhi target tersebut. Pesantren sebagai sesuatu lembaga pendidikan keagamaan tidak menutup kemungkinan dimasuki oleh masyarakat dari berbagai kalangan ,sehingga ia tidak hanya memasuki oleh orang-orang yang bermoral baik, akan tetapi ia juga terbuka untuk orang-orang yang ingin memperbaiki diri menuju masa eforan kehidupan yang lebih baik. Melihat realitas yang seperti itu, tak pelak lagi memunculkan berbagai macam respon dari berbagai kalangan tentang cara pandang terhadap pesantren.
Moral memang sangat signifikan bila dikaitkan dengan dunia pesantren. Pesantren dianggap sebagai suatu institusi yang menjadi kawah candradimukanya nonpalitas masyarakat. Ia dianggap sebagai tolak ukur kepribadian yang patut dijadikan teladan bagi masyarakat. Sebagai contoh riil,pada masyarakat akan nampak suatu anggaran yang diberikan kepada santri dan alumni pesantren. Image yang terbangun pada masyarakat di saat mendengar tentang santri adalah orang berakhlak mulia dan dapat dijadikan puri teladan bagi masyarakat pada umumnya. Namun itu menjadi suatu hal yang "nirniscaya" ketika zaman telah berubah dengan segala macam situasi dan kondisi yang berbeda dengan awal kemunculan pesantren. Kenyataan semacam inilah yang mendasari masyarakat tak lagi setuju dan menaruh hormat pada dunia pesantren. Karena kenyataannya banyak alumni pesantren yang tidak lebih baik moralnya dibandingkan alumni lembaga pendidikan lain.
Sungguh sangat ironis. Rupanya pesantren tidak lagi bisa kembali pada misi awalnya untuk mencetak kader-kader umat beragama yang memiliki tingkat intelektual tinggi. Justru yang terjadi adalah pesantren telah menciptakan semacam "stagnasi" berfikir dalam tradisi intelektual Islam dan " Eksklusivisme" pengetahuan dikalangan umat Islam.
Menyikapi hal semacam ini tindakan apa yang harus diperbuat oleh kaum akademisi pesantren dan tokoh-tokoh yang berkecipung didalam dunia pesantren? Jawabannya tidak hanya pada masing-masing individu tersebut. Mengapa? Karena hal semacam ini memerlukan perhatian banyak orang yang mau dan berminat dalam urusan seperti ini. Refleksi perlu dibangun dengan menelaah kembali sejarah lahirnya pesantren dengan tujuannya yang mulia,berusaha membumikan ajaran islam sesuai dengan kultur budaya masyarakat indonesia tanpa harus meninggalkan kemurnian ajaran-ajarannya. "Tradisionalis" merupakan salah satu ciri dunia pesantren yang cukup mewakili image yang terbangun di kalangan masyarakat selama ini. Akan tetapi stigma ini masih memerlukan telaah lebih lanjut di mana sifat tradisional dan yang bagaimana yang harus digarisbawahi. Apabila tradisional yang dimaksud adalah metode pengajaran yang dipakai pada dunia pesantren,maka hal ini bisa dianggap sebagai kritik bagi dunia pesantren.
Gelombang modernitas dengan dua wajah ambigunya terus mencecar peradaban,di satu sisi dia menawarkan kemudahan akan tetapi meminggirkan moralitas budaya tradisional. Antisipasi terhadap hal tersebut tidak lain dengan memperkuat moralitas umat islam yang dalam hal ini berkaitan langsung dengan dunia pesantren,di mana ia memainkan peran yang cukup penting untuk mempengaruhi adanya perubahan moralitas pada masyarakat.
Template: Santri Kampung (2017)

Designed by: Santri Kampung
Sponsor by: Annabawi FM©